Ketika sabut kelapa hanya teronggok yang siap dibakar, atau bahkan kabar dari teman yang bekerja di perusahaan shipping di Pelabuhan menginformasikan kepada saya bahwa Eksport sabut kelapa dari Indonesia tidak pernah mati, sejenak memang kita bisa bangga ketika kita bisa eksport barang ke luar negeri.
Namun menurut kami tidak demikian, justru sabut kelapa banyak digunakan di Indonesia, terutama oleh perusahaan pertambangan di Indonesia
Untuk membangun sentra industri sabut kelapa memanglah tidak mudah seperti yang dibayangkan, merubah kebiasaan masyarakatpun untuk dilatih membuat cocomesh perlu ketekunan, hingga akhirnya kami telah kembangkan sentra binaan olahan sabut kelapa di Manado dan Balikpapan, sehingga kebutuhan akan cocomesh didaerah tersebut bisa langsung disuplai tanpa kena biaya pengiriman yang relatif besar.
Setelah Jogjakarta, Kebumen, dan Kroya menjadi proyek percontohan dalam pengembangan usaha sabut kelapa ini, sekarang kami berkonsentrasi bagaimana caranya usaha pengolahan sabut kelapa ini dapat dijalankan juga di seluruh Indonesia, karena sebagian besar kelapa kita ada di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Di Manado kami melatih masyarakat binaan Perusahaan Pertambangan Emas yaitu PT. MSM (Meares Soputan Mining), biasanya si perusahaan tersebut membeli cocomesh dari kami, namun sekarang melalui program replikasi cocomesh di daerah, akhirnya mereka paling tidak bisa mensuplai kebutuhan cocomesh dari masyarakat binaan perusahaan pertambangan tersebut.
Sedangkan di Balikpapan, kami bekerjasama dengan Chevron Indonesia Company dalam membentuk sentra industri olahan sabut kelapa yang berbasis masyarakat, seperti kita ketahui bersama banyak sekali perusahaan pertambangan yang ada di Balikpapan, yang nanti nya kebutuhan cocomesh tersebut bisa disuplai dari daerah, dan ekonomi masyarakat di lingkar tambang pun semakin baik.
Namun saat ini banyak trader-trader yang menjual cocomesh tanpa ikut membangun komunitas yang sudah berjalan, bagi kami tidak mempermasalahkan, sekarang kami tidak sibuk untuk menjual cocomesh lagi ataupun mengaku-aku YANG PERTAMA DI INDONESIA dalam mengembangkan cocomesh, tetapi sekarang kami konsentrasi bagaimana mewujudkan Indonesia yang hijau yang dihijaukan oleh tangan-tangan terampil pengrajin kelapa di seluruh Indonesia yang justru membuka Sentra-sentra binaan baru di penjuru Tanah Air.
"Tidak ada yang Pertama di Indonesia, yang pertama justru adalah masyarakat pengrajin sabut kelapa itu sendiri yang memulai usaha pengolahan ini."
Sekarang masyarakat di lingkar tambanglah yang harus kita dukung, setelah sumber daya lahan mereka yang dikelola perusahaan tambang, sudah saatnya kita bangkitkan semangat mereka untuk bisa lebih maju, sehingga masyarakatpun semakin peduli dengan lahan mereka untuk di reklamasi kembali dengan kerjasama yang baik melalui Program Corporate Social Responsibility / Bina Lingkungan Perusahaan tambang tersebut
Sampai bertemu pengrajin Sabut Kelapa di Biak Papua bulan November....
Semoga Nyiur akan tetap melambai....
CV. Sabut Mandiri
Jl. Kebon Raya 65 C Jogjakarta
08562565965